aiodp

Sederhananya, hybrid working adalah sistem kerja kombinasi antara kerja dari kantor (WFO) dan kerja dari mana saja, termasuk dari rumah (WFH). Hybrid working sudah diterapkan di banyak perusahaan sejak teknologi semakin maju, khususnya penggunaan internet, smartphone, dan cloud computing. Ditambah, pandemi global yang menyerang dua tahun lalu membuat banyak aktivitas harus dilakukan secara jarak jauh. Menariknya, perubahan ini membuat banyak orang menyadari bahwa ternyata mereka tetap bisa melakukan pekerjaan tanpa harus berada di kantor/lapangan. Akhirnya banyak yang merasa nyaman dengan model kerja jarak jauh hingga menjadi ekspektasi tersendiri dalam rekrutmen. Itulah yang membuat semakin bertambahnya perusahaan/organisasi yang menerapkan sistem kerja ini.

Kelebihan hybrid working

  • Biaya ruang kantor jadi lebih murah
  • Mendapatkan talent baru yang berasal dari mana saja
  • Karyawan lebih tangkas karena terbiasa bekerja di kantor dan rumah
  • Memberikan fleksibilitas yang bisa meningkatkan produktivitas dan kesehatan karyawan

Kekurangan hybrid working

  • Timbulnya micro-management karena kurang rasa percaya dari atasan
  • Timbul tantangan untuk berlaku adil dan inklusif terhadap karyawan
  • Harus memberikan tools yang menunjang pekerjaan mereka, kadang menghabiskan banyak biaya
  • Tantangan untuk memberikan pelatihan jarak jauh

Dengan banyaknya perusahaan besar yang mengusung konsep hybrid working setelah pandemi, dapat terlihat bahwa sistem kerja ini akan terus diterapkan. Walaupun pada awal pandemi konsep kerja ini terlihat menarik karena karyawan bisa lebih fleksibel dalam bekerja, namun tak sedikit saat ini yang mengeluhkan hybrid working. Pasalnya ketika tidak diatur dengan benar, hybrid working bisa menyebabkan karyawan rentan stres hingga burnout. Maka dari itu, para pemimpin yang memiliki hal untuk membuat kebijakan perlu menerapkan sejumlah hal penting untuk mencegah burnout di kalangan karyawan. Dikutip dari Forbes, berikut ini berbagai hal esensial yang harus dilakukan oleh pemimpin di lingkungan kerja hybrid menurut sejumlah pakar

1. Ciptakan keamanan psikologis untuk karyawan

Kendati hybrid working dapat menciptakan semua keuntungan yang ditawarkan oleh bekerja secara remote dan di kantor, namun ia juga memiliki risikonya tersendiri. Mulai dari waktu kerja yang semakin panjang, hilangnya work-life balance, terkurasnya energi karyawan, hingga membuat banyak karyawan rentan stres. Menurut seorang konsultan manajemen sekaligus pendiri WorkingWell, Lesley Cooper, menciptakan keamanan psikologis merupakan kunci untuk meminimalisir penyebab stres tersebut. Dengan kata lain, pemimpin ataupun atasan perlu memaksimalkan sesi untuk mendapatkan feedback dari anggota tim, baik secara anonim ataupun langsung. “Ketika pemimpin bisa mendemonstrasikan fleksibilitas dan keterbukaan untuk mendengarkan pengalaman karyawan, tingkat stres dapat diminimalisir,” tegasnya.

2. Fokus pada satu hal ketika mengadakan rapat

Stres yang disebabkan oleh banyaknya rapat memang merupakan masalah yang dihadapi oleh karyawan bahkan sebelum pandemi. Menurut direktur The One Moment Company, sebuah perusahaan konsultasi kepemimpinan, dan penulis One Moment Meditation, Martin Boroson, kini karyawan tidak memiliki waktu untuk beristirahat dari banyaknya agenda rapat. Berbeda dengan sebelum pandemi, agenda rapat yang terlalu padat telah menyebabkan gangguan pada waktu pribadi karyawan. “Rapat saat ini kurang produktif. Banyak waktu dan energi yang terbuang,” ujar Boroson. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa pemimpin perlu mempelajari cara menjalankan rapat, yakni dengan fokus pada satu pembahasan, membagi rapat berdasarkan jenisnya, dan mengajak karyawan yang tepat sesuai pembahasan. “Dan yang paling penting dari semuanya adalah menyelesaikan setiap rapat dengan cepat,” ujarnya menekankan.

3. Ciptakan budaya perusahaan yang sehat

Perubahan budaya perusahaan yang terjadi beriringan dengan konsep kerja saat ini telah menyebabkan karyawan harus berusaha lebih keras untuk berinteraksi. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stres akibat hambatan tersebut, pemimpin perlu menciptakan budaya perusahaan yang lebih suportif untuk mencapai tujuan bersama. Business Strategist dan pendiri butik konsultasi In.Side.Edge, Christy Kulasingam, mengatakan bahwa pemimpin harus bisa menutup gap melalui budaya di lingkungan kerja. Pemimpin bisa memanfaatkan berbagai tools yang ada saat ini untuk berkolaborasi dan menciptakan teamwork yang baik. Walaupun begitu, ia menekankan untuk tidak menggantikan interaksi secara langsung, terlebih ketika membicarakan kesejahteraan karyawan.

4. Jangan terlalu mengandalkan ketentuan teknis

Brian Peters, CEO dan pendiri Ultimate Financial Consultant, percaya bahwa transisi konsep ke hybrid working telah menyebabkan adanya tekanan pada banyak karyawan. Misalnya saja, ketika pemimpin atau atasan mereka masih memaksakan ketentuan yang biasa diterapkan sebelum pandemi, seperti rapat tatap muka. Padahal, rapat secara virtual dapat memberikan kemudahan pada karyawan, sehingga mereka bisa mengikuti rapat di manapun mereka berada.

5. Adakan waktu “bebas agenda” untuk karyawan

Personal performance dan wellbeing coach di Her Supreme Self, Lesley Tait, mengimbau bahwa waktu bebas agenda di sela-sela jam kerja bisa mencegah terjadinya stres di kalangan karyawan. “Ini merupakan hal esensial untuk kesejahteraan karyawan secara umum dan mengatur stres,” ujarnya. Karyawan juga perlu memasukkan waktu luang ke dalam agenda harian mereka dan mempertahankannya di luar jam kerja. Sebagai contoh, membuat rutinitas pagi yang padat, memiliki lingkungan kerja yang terpisah ketika bekerja dari rumah, dan memaksimalkan waktu istirahat ketika sedang tidak bekerja.

Nah, itulah beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh pemimpin di lingkungan kerja hybrid untuk mencegah stres di kalangan karyawan. Dengan menerapkan kelima tips di atas, maka seorang pemimpin bisa membantu karyawan agar lebih produktif dan tidak mudah burnout saat hybrid working.

Disusun oleh Wiradhani Pratama, S.T., M.M., CPOD

0 Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

©2025 | AIODP - Association Of Indonesian Organization Development Professional

CONTACT US

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Sending

Log in with your credentials

Forgot your details?